Kupandangi wajah ibuku yang penuh makna sambil mencoba menulis
history ini, mungkin tulisanku ini menjadi sedikit penyemangat buat
diriku melangakah dalam waktu yang baru, semangat yang baru, melihat
setiap sudut kampus, dan hidup berbaur dengan setiap apa yang ada di
dalamnya,,,, sekilas bagaimana perjalanku hingga aku berada di semester 4
Universitas Mulawarman.
Kucoba membuka memori 15 tahun
yang lalu sampai sekarang, Rasa haru setiap aku mengingat setiap
prestasi yang aku buat, bukan mau membanggakan diri, tapi sebenarnya ini
pula yang buat aku tertantang untuk dapat mengenyam pendidikan di
bangku kulia! bagaimana tidak dari SD-SMP aku selalu mendapat prestasi
juara kelas dan juara umum di kelas, meski di SMK aku harus mengakui
keunggulan kawan-kawanku, tapi tidak membuat urung niatku berhenti.
Masi
ku ingat suatu pertanyaan ayahku , waktu aku masi duduk di bangku SMP:
“Nak,
jika kamu lulus nanti, kamu akan kemana”
Satu jawaban
yang buat wajah ayahku bersedih adalah:
“Aku ingin kulia”
Jah,,
suatu jawaban yang di usiaku waktu itu mungkin hanya suatu jawaban
biasa, karena masih lama waktu itu akan aku capai, to lulus SMP waktu
itupun aku belum. Hingga aku lulus SMP aku mendaftarkan diri kesuatu
sekolah kejuruan di kotaku. Awalnya aku ingin sekolah di SMA, namun
ayahku tak mengijinkanku, ia malah menyuruhku mendaftarkan diri ke SMK
dengan jurusan ANALIS KIMIA 4 Tahun (belakangan baru aku mengerti,
bahwa ayahku sengaja meneyekolahkan kami di SMK, berharap kami bisa
punya keterampilan khusus, dan dapat terjun dalam dunia kerja, kakakku
yang cowok sekolah dengan jurusan LISTRIK INSTALASI, yang cewek jurusan
AKUNTANSI, dan adikku MESIN, dan PERTAMBANGAN) semua ia lakukan karena
tak ingin kami lulus tanpa keterampilan khusus, karena ayahku merasa tak
mampu untuk melanjutkan pendidikan kami. Hingga suatu hal terjadi yang
tak perna aku inginkan dalam keluargaku, membuat semua harapanku seakan
hilang, dan tak akan terjadi! sekolahpun aku tak niat lagi, namun karena
motivasi sahabat-sahabatku di Analist 6th, dan guru PAK yang buat aku
bertahan menyelesaikan pendidikanku selama 4 tahun, hingga aku
dinyatakan LULUS dari sekolah itu.
Kembali lagi aku harus
berjuang buat membantu orang tuaku, aku mulai mencoba mencari pekerjaan
bermodalkan dengan ijazah SMK keahlian ANALIS KIMIA ku, namun tak
semudah yang aku bayangkan banyak hambatan dan kesulitan yang aku alami.
Hinggi titik balik sambil mencari pekerjaan yang lebih layak buatku,
aku bekerja di sebuah Toko, dengan penghasilan yang pas-pasan dapat
memenuhi kebutuhan pribadiku, terkadang sedikit dapat kuberikan buat
Ibuku. Sambil kuberdoa buat kakakku agar mendapat pekerjaan yang layak!
hingga suatu saat kabar gembira datang menghampiriku, kakakku diterima
kerja di sebuah perusahaan dan keisenganku mengirim email permohonan
beasiswa ke salah satu Universitas Kristen ternama di salatiga terjawab,
bahwa aku dapat kesempatan buat mengirim persyaratan, kubulatkan
tekatku mengurus setiap persyaratan yang diminta, hingga saat terakhir
aku harus mengirim berkas itu, kembali kupandangi wajah ibuku yang berat
melepasku pergi jauh dengan pertanyaan:
“Ibu, tak punya
apa-apa?, dengan siapa nanti kau disana?, dengan apa kau mau berangkat
nantinya?”
Pertanyaan itu membuat urung niatku mengirim
berkas itu, ya bagaimana tidak, kurenungkn setiap perkataan ibuku yang
mengandung maksud lain di dalamnya. Sedih ada, kecewa ada, karena
bagaimana tidak, Impianku untuk kulia harus aku sia-siakan. Namu hal itu
tak buat aku patah semangat hingga suatu massa penerimaan mahasiswa
baru Jalur SNMPTN pun tiba, dengan isengpun aku ingin mendaftarkan
diriku, di UNIVERSITAS NEGERI MULAWARMAN dengan bantuan sahabatku Samuel
mengurus setiap keperluanku, membantuku dalam proses pendaftaran sampai
mengajariku kembali pelajaran yang sempat hilang setahun dari ingatanku
karena kesibukankun mencari pekerjaan dan bekerja disebuah serabutan.
Waktu
ujianpun tiba, kulangkahkan kakiku menuju ruangan, kemudian kupandangi
soal-soal yang ada,,, astaga,, susahnya pikirku, Kucoba mengerjakan
namun tak urung jua aku bisa mengerjakan ,masi kuingat 2 mata pelajaran
yang tak kuisi sama sekali yaitu FISIKA dan BAHASA INGGRIS, kalau KIMIA
gw sikat Habis,hahahaha, lalu seperti biasa aku selalu mencoret-coret
kutulis dibalik belakang soal itu, kata-kata yang uda menjadi kalimat
favoritku tiap ujian
“Hanya ini yang dapat aku jangkau ya
Tuhan, ketika aku menyerahkan semuanya, yang tak kujangkau kan KAU
jangkaukan buatku”
kembali rasa tak mungkin lolos terus
ada menghantuiku, hingga aku kembali membayar biaya tes LOKAL UNMUL, dan
lagi-lagi aku harus kecewa, dalam pikiranku sistem penilaiannya sama
seperti SNMPTN jika salah menjawab maka point dikurangi, sehingga aku
banyak tidak menjawab pertanyaan yang karena aku kurang yakin, setelah
ujian baru aku tau bahwa peraturan itu tak berlaku, alias tak ada
pengurangan. Ada kecewa dalam hati, tapi mau di apa nasi telah menjadi
bubur. Kembali aku ke kotaku dengan aktifitasku bekerja di sebuah toko
sembari aku menunggu pengumuman yang cukup lama. Hingga waktunya tiba
kucoba mencari Koran yang mengumunkan penguman SNMPTN tahun 2009,masi
kuingat pagi-pagi benar dengan penuh penasaran sembari mengantar adikku
kesekolah, kuteruskan perjlanku ke sebuak toko buku yang menjul Koran,
lama tak jua Koran itu datang, alhasil korannya habis belum sampai ke
toko itu,heheh!!! karena tak mau pulang dengan tangan kosong jadi gw
beli majalah Handphone,heheh
Sesampai dirumah dengan penuh
penasaran, kudapati sms dari sahabatku, yang menayakan kode dari
Jurusan yang aku ambil, alhasil suatu karya Tuhan aku rasakan lagi,
namaku berada di urutan ke-12 dari jurusan yang aku ambil di Universitas
Mulawarman yaitu KIMIA di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Dengan penuh sukacita kulangkahkan kakiku ke rumah sahabatku
melihat Koran itu dan melihat namaku terpampang disana, Puji Tuhan
Kataku! hahaahaha,
Kusiapkan diriku untuk menapaki dunia
baruku, kuberanikan diriku pamitan dan berhenti dari pekerjaanku dengan
uang hasil kerjaanku waktu itu haya cukup untuk bayar Spp dan Biaya
Akademi. Entah dengan keberanian apa aku harus melangkahkan kakiku,
padahal orang tuaku sudah mewanti-wanti, bahwa tak akan mampu
membiayaiku, namun satu yang ada dalam pikirku aku pasti bisa.
Saat
dengan Lugu aku berangkat ke kota ini (samarinda), meninggalkan kota
kecilku (Bontang), dengan berbekal dan doa dari Mama, Kakak, dan Adik!
sedih sebenarnya tapi Kubulatkan tekat untuk melangkahkan kaki, ada rasa
berat juga, namun sukacitapun mengiringi langkahku. Bagaimana tidak,
sejak kecil aku bercita-cita jika lulus SMA aku harus kulia,
bagaimanapun caranya aku harus dapat menggapainya! Dan inilah akhirnya,
dengan perjuanganku akhirnya aku dapat melanjutkan pendidikanku di kota
ini! Banyak hal yang tak aku mengerti di kota ini, mulai nama
jalan-jalan yang membingungkan, dengan siapa aku bergaul, dan dimana aku
bisa melayani Dia serta dimana aku akan kelak tinggal nantinya! Tapi
semua hanya aku serahkan kepadaNya, hingga akhirnya aku dapat tinggal di
sebuah Asrama Pelajar dan Mahasiswa Kota Bontang, di sebuah kamar
berukurun ± 2 X 3 m, dengan sebuah kasur kecil dan sebuah batal yang
menemaniku di kamar itu! Tidak semudah yang aku bayangkan untuk dapat
tinggal di kamar itu, banyak proses yang harus aku lalui, mulai dari
karantina asrama, ya suatu kegiatan yang menakutkan tapi mempunyai
banyak kenangan yang tak biasa terlupakan.(Pengen kembali
merasakannya.hehe).
Kumulai memasuki dunia kampus, sambil
menghabiskan hari-hariku di asrama, banyak hal yang aku rasakan perasaan
ingin pulang berjumpa orang tua selalu ada. Tak bisa rasanya aku lalui
semester 1 dengan baik, begitu susahnya aku menerima pelajaran yang
ada, namun terus semangat dari sahabatku membuat aku tetap bertahan, da
niatku membuktikan kepada seseorang bahwa tanpa “dia” aku bisa! Puji
Tuhan alhasil semester satu aku lalui dengan baik dengan Indeks Prestasi
diatas 3 koma kupersembahkan buat ibuku. Registrasi semester 2 pun
tiba, sempat aku bingung harus bagaimana dengan keadaan, kemana aku
harus mendapt biaya, namun sekali lagi tekad kuatku dan doa-doaku terus
diiringi oleh Tuhan, akhirnya aku mendapatkan beasiswa yag lebih dari
cukup, membiayai registrasiku semester 2, akhirnya aku bisa bernafas
lega menjalani semester 2. Tidak semuda yang aku bayangkan semester
inipun aku harus bingung dengan mata kulia yang ada, aku harus
benar-benar memposisikan diri sebagai anak Tuhan, dengan tidak
menyontek, huff susahnya buatku, namun sekali lagi semua Tuhan yang
nagtur aku lalui semester 2 dengan baik dengan Indeks Prestasi yang
menurun namun tetap diatas 3 koma kupersembahkan buat kakakku. Tak
bertahan lama aku tinggal di asrama itu, karena suatu yang luar biasa
aku diberi kesempatan oleh Dia, buat tinggal di Rumahnya ( salah satu
gereja di kota ini), dengan seoarang kawanku (sekarang sudah menjadi
polisi), dan seorang abang yang banyak memberi pelajaran buatku. Inilah
awal saya menitih pelayanan di kota ini, sambil memulai masa
pendidikanku!
Di gereja itu saya bertemu dengan orang-orang yang
luar biasa (Pa’ Yusak, Bu’Yusak, Bunda, Mami Helen, Ko’ Titin, Ko’Yandi
dan istri, ko’ Heppy dan istri, Pa’ Seto dan istri, serta ko’ Asen dan
istri, k’ Ary dan istri, K’ Teo dan K’ Fredy yang bulak balik mengurusi
musik di gereja, serta Mba’ Ika dan Ce’ Rina, dan banyak lagi
orang-orang yang tak bisa saya sebutkan). Banyak hal yang saya belajar
di tempat itu, mulai dari hal kecil membersihkan setiap sudut ruangan di
gereja itu, hingga diberi kesempatan dapat turut pelayanan di komunitas
itu, yang lebih tidak saya kira, lewat komunitas itu pula saya
diberikan kesempatan untuk bertemu dengan sahabat lama saya. Sungguh
luar biasa Dia mengatur semuanya.
Tidak berjalan lamapula
akau dapat tinggal di Gereja itu. Suatu kabar mengembirakan datang bahwa
kakakku, dipindahkan kerja dari Jawa ke samarinda! Ada rasa senang
dalam hati, karena aku tidak hidup sendiri lagi di kota ini. Akhirnya
aku meminta ijin dari pihak Gereja itu untuk pamit, dan hidup ngekost
dengan kakakku! Ada rasa tidak enak dalam hati, untuk meninggalkan
tempat itu. tapi yang aku tau bahwa mereka mengerti keadanku saat itu,
sehingga mereka mengijinkanku meninggalkan gereja itu, dan ngekost
bersama kakakku. Meski tidak tinggal di gereja itu lagi, aku tetap
bergabung dengan komunitas itu, dimana di komunitas itu aku mengerti
lebih lagi apa itu kasih, pengorbanan, dan pelayanan sesungguhnya (
meski akhir-akhir ini aku harus minta istirahat pelayanan, karena suatu
dan lain hal, yang tak bisa saya ungkapakan, maaf).
Masi
teringat aku suatu keadaan dimana aku benar-benar bingung, dan mengingat
kata-kata ibuku, bahwa ia tak yakin dapat membiayai kuliahku. Waktu
registrasi semester 3 pun tiba, hingga hari terkahir pembayaran SPP aku
masi binggung tak jua jawaban Tuhan datang menghampirku, sempat ada
putus asa dalam diriku! kumulai bingung,,, namun untuk kesekian kali aku
harus membuktikan Tuhan Selau membuka tangan buatku akhirnya aku dapat
biaya itu dari seorang anak Tuhan tepat di hari terakhir pembayaran dan
registrasi, Lagi-lagi Tuhan menuntu jalanku. Semester berat aku lalui
ya, gemana tidak bisa hari-hari aku tak bisa tidur untuk menyelesaikan
tugas, dan laporan praktikum yang ada. Kucoba menganalisa, suda beberapa
temanku harus hengkang dari bangku kulia karena tak tahan dengan
keadaan… ! semester ini merupakan semester terberat buatku, masalah
silih beraganti harus datang, hingga suatu titik aku ingin mengakhiri
semuanya di semester ini, alias hengkang mengikuti kawan-kawan yang
lain. Kucoba mencari jawaban yang pasti, namun tak jua aku dapati.
Entahlah setiap aku ingin bulatkan tekadku hengkang, ada saja yang buat
aku harus berat meninggalkan kampus dan sahabat-sahabatku. Belum lagi
motivasi dari sahabat-sahabatku yang selalu mengingatkanku akan
bagaimana susahnya aku untuk sampai duduk di bangku kulia ini.Tapi
sungguh aku hanya bisa berfikir, andai saja mereka ada diposisiku, aku
tak tau apa mereka juga dapat bertahan sesuai dengan apa yang mereka
katakan, tapi bersyukur bisa kenal sama mereka yang selalu
memperhatikanku!
Kembali kupandangi wajah ibuku, yang
sekarang berubah mala penuh harapan aku terus dapat melanjutkan
perjuanganku. Ujian semester pun tiba, berat sebenarnya aku mengikuti
ujian dengan keadaan yang bimbang, akhirnya aku hanya mengikuti sealah
kadarnya, tapi sekali lagi hasil yang kudapat jauh dari pikiranku,,
Tuhan masi tetap memperhatikanku!!! sampai sekarang hasilnya lumyanlah.
Dan disinilah akhir dari suatu titik aku harus memutar semua isi
kepalaku, melanjutkan registrasi semester 4 atau benar-benar hengkang
dari dunia kampus, dan pergi menemui seseorang yang sudah lama ingin aku
temui. Suatu titik aku harus benar-benar berangkat namun aku juga harus
ingat bagaimana Tuhan menyertai dan bisa mendukungku dalam
perjuanganku, Bagaimana tidak jauh dari pembayaran biaya semester 4,
Tuhan tidak membuatku bingung, dia sudah menyediakannya buatku dengan
beasiswa yang aku terima yang lebih dari cukup. Astaga sekali lagi aku
diperhadapkan dengan keadaan yang sulit untuk memilih, hidupku bagaikan
berada di persimpangan, dan aku bingung harus lewat jalan yang mana!
Tapi suatu semangat kembali mencoba menerangi jalanku, dari suatu
perhatian dan dukungan dari seorang sahabat yang dari awal perjuanganku
terus mendukungku, baik materi dan spiritual, membuat aku kembali harus
memutuskan untuk registrasi ke semester 4 ini,,, Ya berharap dengan
kembalinya ada semangat baru dalam diriku menapaki dunia kampus ini, dan
aku bisa lebih mengerti lagi setiap peluh yang uda keluar, setiap
perjuangan yang kulakuakn, setiap doa dari mamaku, adik dan kakakku ,
DAN SETIAP JAWABAN TUHAN YANG SELALU MENYERTAIKU,
The Genk
Chem 09 I’M COMEBACK
0 komentar:
Posting Komentar