Rabu, 19 Januari 2011

GARAM DUNIA VS GARAM SISA

Ketika saya mendapat tugas dari ibu saya untuk membeli garam, terlintas dalam pikiran saya untuk menulis sesuatu tentang garam,kenapa garam???? Suatu saat saya, diminta seorang bapak untuk membantu mengecat sebuah rumah yang kosong, dimana rumah iu nantinya akan ia tinggali, dengan tidak menolak saya pun bergegas kerumah itu bersama dia! eitssss,, apa hubungannya mengecat dengan Garam Dunia????

Begini ceritannya tanpa segaja saya mendapatkan secarik kertas yang berisi artikel cerita seperti ini.Seorang koki lagi nyiapin perjamuan istimewa buat pesta pernikahan Raja. Bahan makanan dan bumbu-bumbu sudah tersedia buat diramu berdasarkan resep khusus. Wah, ternyata ada bumbu penting yang ketinggalan, GARAM! Sang koki pun kebingungan, sebab tanpa garam nggak akan pernah ada perjamuan istimewa yang bakal menyenangkan hati Raja. Koki segera mencari keseluruh dapur, wah garam nggak ditemukan. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, ya!! Di rumahnya masi ada botol garam special. Segera saja Sang koki berlari pulang. Akhrinya sebotol garam diperoleh.


Waktu memasak pun tiba. Botol garam dibuka, dan garam mau dikeluarin dari botolnya. Tiba-tiba garam dalam botol berteriak “ JANGAN!! “ Koki heran dan bertanya,” KENAPA”?? Jangan takut aku akan menjadikan engkau hidangan yang menyenangkan hati Raja pada hari pernikahannya. “ Garam-garam itu berteriak dan menjawab dengan berbagai jawaban.
“Jangan, nanti kami tidak dapat berkumpul lagi bersama teman-teman garam dalam botol yang sangat indah ini”
“Jangan, nanti kami larut dalam masakan, dan kami kehilangan bentuk dan warna kami, lalu orang-orang tidak dapat mengagumi kami lagi sebagai garam yang putih bersih”
“ Jangan, nanti kami menderita kepanasan ketika sedang diproses untuk menjadi masakan”
“Jangan,……………………………………..”
Begitu banyak alasan yang diteriakkin butir garam. Akhirnya Cuma sedikit garam yang bersedia diramu menjadi masakan istimewah Sang koki.

Pesta pernikahan Raja pun Tiba. Perjamuan istimewa diadakan bagi Sang Raja pada hari pernikahannya. Wah, perjamuan yang sangat lua biasa, hidangan yag disajikan sungguh nikmat. Raja senang dan pesta menjadi sangat meriah.

Gimana nasib para garam? Garam-garam yang menyediakan dirinya buat dipakai Sang koki, masuk ke dalam tubuh Sang Raja dan tinggal bersatu disana selamanya. Garam-garam lainnya yang menolak dan tinggal dalam botol, kemudian dibuang karena tidak berguna lagi. TAMAT.
Nah begitulah ceritannya, Ngerti???? awalnya saya juga tidak mengerti dan menganggap cerita ini sama seperti artikel-artikel lain, tapi setelah pulang dari membantu bapak itu, saya ulang membacanya! hehehe,,, inilah hasilnya:

Sebenarnya kitalah garam-garam itu, istilahnya Garam Dunia lah! Kita diminta, didorong, ditolong dan diproses oleh Dia untuk menggarami dunia ini. Kenapa ??? Supaya dunia yang penuh dengan kekecewaan, kepedihan, kepahitan ini disembuhkan dan siap buat menerima kembali kedatangan Dia Sebagai Tuhan, Sang Penyelamat.
Kita adalah garam dunia, tetapi siapa yang bersedia berfungsi sebagai garam?

Berfungsi sebagai garam berarti :
• Kita harus keluar dari tradisi dan daerah kenyamanan kita
• Kita harus pergi ke tengah-tengah orang-orang berdosa dan berfungsi disana
• Kita harus mati terhadap keinginan daging
• Kita harus menyangkal diri setiap hari
• Kita harus bersedia dibentuk dan diproses
• Kita harus bersedia menderita bersama Dia
• Kita harus makin kecil dan Dia semkin besar

Jika kita bersedia, maka kasih karunia dan kekuatan Tuhan akan menolong dan memampukan kita buat menggarami dunia. Dan pada akhirnya kelak kita akan bersatu bersama dengan Dia dalam kemulian-Nya selamanya.

Kalau anda berkata, banyak juga orang yang “Sok” berfungsi menjadi garam, eh akhirnya dia yang terpengaruh dan terbawah arus dunia!! nah lo, gemana???? saya hanya bilang jah itu mah gampang,, kembali tergantung bagaimana pondasi kita, Bro! Saya berikan ilustrasi sediki ya” Coba anda pikir, ada ribuan ikan di laut yang hidup dengan nyaman di dalam laut, padahal air lautkan asin, apa ikan itu menjadi asin?? Tidak bukan, padahal lingkungannya asin! itu karena ikan mempunyai sesuatu yang buat tubuhnya tidak dipengaruhi oleh lingkunga!gemana? atau masi membelah diri dan berkata “ Ia betul, tapi kan saya bukan ikan”!!! hahaha,,,,! saya hanya bisa bilang perkataan yang bagus, justru karena kita bukan ikan jadi kita bisa memaknai ensensi sebuah kehidupan, coba kita pikir ikan saja diberikan oleh Dia sesuatu buat tidak terpengaruh dengan lingkungan, masakan kita ciptaan yang paling sempurna disamakan dengan binatang?? tidak bukan! Pasti kita diberikan sesuatu yang lebih, agar tidak dipengaruhi oleh dunia, tapi kita yang mempengaruhi dunia, Gemana??

“ Kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak oran” (Markus) .(YYB)





0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates