Jumat, 28 Januari 2011

"KOSTKU ISTANAKU" PART 1

Titttttttttt…………………tit………………tiiiiiittttttttttttttttttt… kudengar suara klakson mobil berbunyi dari luar rumah, seakan berteriak memanggilku. ku sambut teriakan itu,
“Ya tunggu” jawabku
Ehmmm,,”hari ni suatu hari yang baru bagiku”, pikirku,
“ ini kah saatnya aku harus jauh dari orang tua??”
Kulangkahkan kaki keluar kamarku yang penuh kenangan, kulihat keluargaku berdiri di teras rumah ingin melepas kepergianku, Ayahku yang berdiri tegap dengan sosok yang membanggakan bagiku, Ibuku yang dari matanya terpancar kasih sayang yang begitu dalam, dan adikku yang lucu yang selalu menghiasi hari-hariku dirumah ini. Kulihat dari wajah mereka ada harapan yang mereka letakkan di pundakku. Sedih sebenarnya kaki ini pergi meninggalkan mereka, namun kulihat senyum keluargaku yang membuat semua rasa itu hilang, kemudian aku memeluk ayah dan Ibuku, kudengar pesan mereka,
“Baik-baik ya nak disana, jangan nakal-nakal” kata ayahku
“Trus rajin-rajin lah kau belajar” saut ibuku
“Ya bu,” jawabku sembari melangkah memeluk adikku,
“Dik, kakak pergi dulu ya, adik jangan nakal-nakal dirumah!” kataku
“Ok,kakak” saut adikku yan penuh ceria itu.
Kulangkan kakiku menuju sebuah mobil di depan rumahku yang akan mengantarkanku ke bandara, kulihat wajah sopir itu bagaikan disiram air panas, memerah menatapku, bagaimana tidak sudah hampir 2 jam dia menungguku,,hahahaha,
Pelan tapi pasti mobil itu mulai berjalan, kemudian kulihat keluargaku dari balik kaca sambil melambaikan tangan, tanda perpisahanku dan kutatap wajah mereka berubah  menjadi sedih,ya aku tau dalam pikiran mereka, bahwa kepergianku membuat hari-hari mereka terasa ada yang kurang.
Semakin jauh aku melihat mereka,kemudian disuatu titik, aku tak dapat melihat mereka lagi. kuambil ponselku, kemudian aku mengetik status di akun Facebookku,
“Sedih juga aku harus berpisah, namun demi cita-cita harus aku lakukan, karena semua ini untuk mereke juga”
Sambil berharap ada yang komentar statusku, ku rongoh saku ranselku mengambil heandseat ponselku, lalu kuputar lagu MP3 ku yang berjudul
“PERGI UNTUK KEMBALI”
by; eLLo
Kucoba kembali menatap FBku dan kulihat,ada pemberitahuan baru,,ehem siapa ya?? lalu aku buka
“Wah, mau pergi kemana ni k’, ehem jadi sedih di tinggal kakak,hiksss…hiksss”
Senyum diwajahku terbentuk, dan kudengar suara menyapaku,
“Ehemmm, ada yang senyum-senyum sendiri ni” saut Doni mengejekku
“Ih,,sirik ja lo,,hahahah” jawabku kepada Doni
“Mank ada apaan?” tanya Doni
“Adalah” jawabku
Doni adalah sahabatku dari masa kecil, dikandungpun dalam waktu yang bersamaan, kata ibu si 8 bulan, 8 hari, 8 jam dan 8 menit, kemudian aku lahir didetik ke 8, dan kata ibu Doni ia lahir di detik ke 18,hahahha, lucu juga mendengar cerita itu, makanya tak heran kami dari kecil selalu bersama TK-SMA, duduk bersama pula disekolah, istilahnya sahabat sampai mati lah.
Kembali ku konsentrasikan pikiranku dengan komentar itu, bagaimana aku tidak tersenyum, yang mengomentar statusku adalah adik tingkatku di SMA yang suka membuatku curi-curi pandang padanya,,hihihihihi, “Senyumannya itu loh, nggak nahan pikirku”hahaha
Kucoba membalas komentar itu persis dengan lagu MP3 yang sedang aku dengar,
“Sabar ya aku “PERGI UNTUK KEMBALI” by: Ello”
Namun ada yang ganjal,
“kok nggak mau conect,huff,, error-error terus?”pikirku waktu itu, kemudian aku coba mengecek pulsaku,
“Astaga ya,iyalah nggak mau konek , wong pulsanya tinggal Rp.0,- ,”huh, ini pasti kerjaan adikku, padahal semalam aku sengaja isi pulsa banyak-banyak,
“tapi tak apalah, kalau itu bisa buat adikku merasa senang” pikirku tersenyum.
Tak beberapa lama kami pun sampai di bandara, ku dengar sopir itu berkata,
“Udah sampai mas, nggak usah lama-lama” katanya menyindirku, sempat ada perasaan marah dalam hatiku, tapi aku tetap berusaha sabar, to emank aku yang salah ko awalnya!
‘Ok..PAK, makasih ya” kataku tersenyum kepada bapak itu, berusaha meredam rasa jengkelnya padaku,,,hahhaaa
“Makasih ya pak” kata Doni pula
Kami langkahkan kaki kami menuju pintu bandara, dan terdengar’
“PERHATIAN-PERHATIAN PESAWAT DENGAN RUTE BALIKPAPAN-JOGJA AKAN SEGERA BERANGKAT”
“Wah,, mati uda telat kita Don” kataku kepada Doni
‘Ia, Sob” kata Doni sambil kami berlari menuju pesawat itu
                                                            ***
Kusandarkan tubuhkan diatas kursi pesawat, sambil mengambil nafas,,, bagaimana tidak aku dan Doni belari bangaikan di kejar anjing gila saja, karena tak mau ketinggalan pesawat ini, dan kudengar Doni berkata,
“Sat, ada minum nggak loe”
“Ada tu” kataku, kemudian kulihat Doni mengambil, dan meminumnya’
“Eitssssssssss, jangan di habisi bro, lo piker loe ja yang mau hidup” Sautku
‘Oh, iya maaf bro.hahah” kata Doni sambil tertawa
Sembari pesawat itu mengudara, kupandang langit yang begitu indah, dan pemandangan permukaan bumi dari atas pesawat, seakan semuanya mengucapkan,
“SELAMAT JALAN, SEMOGA SELAMAT SAMPAI TUJUAN” lalu akupun tersenyum sendiri.
Tak beberapa lama pun , kami sampai di Bandara! kemudian kami turun dari pesawat,
“Don, mana sepupu loe, katanya mau jemput kita”
tanyaku kepada Doni, karena beberapa hari lalu Doni telah menelepon keluarganya bahwa kami akan berangkat ke Jogja untuk melanjutkan pendidikan,
“Sebentar, gw telepon dulu, soalnya gw juga belum tau yang mana mukanya, belum perna ketemu Soalnya Sob” kata Doni
Sambil Kulihat Doni berbicara  melalui ponsel dengan sepupunya, kupandangi sekeliling bandara itu, dan berfikir inikah kota Jogja itu?? ehh dimana natinya aku bisa tinggal ya??? apakah aku bisa hidup sendiri!, kemudian kudengar Doni berkata,
“Woy bro, katanya kita ditunggu di mobil depan tu”
“Okelah jawabku” sambil kami mengangkat barang kami dan melangkahkan kaki menuju mobil yang tak jauh dari bandara, dari kejauhan sana, tampak seorang anak seusia dengan kami tersenyum seakan mengisyaratkan telah mengenal kami sejak lama
“Ni Adit y? tanya Doni kepada anak itu
“Ia,”jawab Doni
“kamu Doni?” Ia Dit
“Ayo naik, ibu dan bapak sudah menunggu kalian di rumah” ajak Adit kepada kami sambil naik ke mobilnya.
Kamipun melaju meninggalkan Bandara, dan selama perjalan kami hanya berkenalan dan berbincang-bincang seputar kota Jogja ini, kemudian Adit bertanya padaku,
“Tar Satria tinggal dimana?”
“Belum tau ni Dit, belum dapat tempat” jawabku
“Oh,,Yaudah tuk sementara tinggal ma kita j!gemana?” tawaran Adit padaku
“oKElah” Jawabku
“Emank kamu rencana mau ngekost kah disini?” tanya Adit lagi padaku
“Ia, aku pengen belajar hidup mandiri” jawabku
kemudian Doni menyaut,
“Ehmmmmmmmmmmmm, mang kamu nggak bisa kah MANdi sendiRi, MAkan sendiRI,” ejek Doni
“Hussss,,,, dasar nggak nyambung”jawabku kepada Doni dan berkata pula,
“Ia Dit, kamu tau nggak tempat kost disini, yang murah, bersih, rapih, nyaman, tenang, airnya nggak pernah mati dan dari PDAM pula, terus yang paling penting dekat dengan kampus, atau paling tidak aksesnya mudah la?” kataku kepada Adit
“Wah,, kalo Kost yang lengkap seperti itu mah susah bro” jawab Adit dengan tersenyum
“Wah itu ma hotel Sat, hahahahaah” kata Doni sambil tertawa,
“Oh,,,,” jawabku sambil tersipu malu
Yang aku pikirkan saat itu “Trus kost seperti apa yang ada disisni?”  huff, udalah aku jalani aja,, yang penting aku berharap dapat kost murah, bersih, rapih, nyaman, tenang, airnya nggak pernah mati dan dari PDAM pula  serta dekat dengan kampus, paling tidak aksesnya mudah,,hahahaha,
Tak beberapa lama dengan kecepatan tinggi Adit membawah mobil bangaikan peserta F1,  sampailah kami disebuah rumah yang cukup besar kupandang, bagaimana tidak ternyata ayah radit seorang pegusaha sukses di kota Jogja,
“Ayo masuk kita uda sampai, pasti ibu dan bapak uda tak sabar ingin bertemu kalian” ajakan Adit kepada kami
Kamipun turun dari mobil, dan tampak seoarang Bapak paruh baya mendengkat kearah kami dan Adit baerkata,
“Pak, tolong barangnya ya” kata adit kepada bapak itu, pikirku wah,, durhaka sekali ni Adit, masak bapaknya disuruh angkat barang, sambil kulihat bapak itu mencoba mengambil ranselku,
“Biar saya saya Den, yang bawah barangnya” kata bapak itu
“Oh,,, g’ usah pak, biar kita bawah sendiri” kataku
“Udah, den emang uda jadi tugas saya disini” kata bapak itu, yang ternyata pembantu di rumah Adit, huff ternyata aku berfikir negatif terhadap Adit,
Sambil melangkahkan kaki ke dalam rumah terus kupandang bapak itu, wah susahnya cari sesuap nasi, makanya ayah dan Ibuku menyuruh aku sekolah dengan baik, kelak aku lebih beruntung dari bapak itu pikirku, kemudian aku  melihat tampak seorang bapak yang begitu mudah, kulit putih bersih tinggi berdiri di depan pintu, dan seorang ibu yang masih muda pula dan cantik memandang ke arah kami dan berkata,

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates