Titttttttttt…………………tit………………tiiiiiittttttttttttttttttt…
kudengar suara klakson mobil berbunyi dari luar rumah, seakan berteriak
memanggilku. ku sambut teriakan itu,
“Ya tunggu” jawabku
Ehmmm,,”hari ni suatu
hari yang baru bagiku”, pikirku,
Kulangkahkan kaki
keluar kamarku yang penuh kenangan, kulihat keluargaku berdiri di teras rumah
ingin melepas kepergianku, Ayahku yang berdiri tegap dengan sosok yang
membanggakan bagiku, Ibuku yang dari matanya terpancar kasih sayang yang begitu
dalam, dan adikku yang lucu yang selalu menghiasi hari-hariku dirumah ini.
Kulihat dari wajah mereka ada harapan yang mereka letakkan di pundakku. Sedih
sebenarnya kaki ini pergi meninggalkan mereka, namun kulihat senyum keluargaku
yang membuat semua rasa itu hilang, kemudian aku memeluk ayah dan Ibuku,
kudengar pesan mereka,
“Baik-baik ya nak
disana, jangan nakal-nakal” kata ayahku
“Trus rajin-rajin lah
kau belajar” saut ibuku
“Ya bu,” jawabku
sembari melangkah memeluk adikku,
“Dik, kakak pergi dulu
ya, adik jangan nakal-nakal dirumah!” kataku
“Ok,kakak” saut adikku
yan penuh ceria itu.
Kulangkan kakiku menuju
sebuah mobil di depan rumahku yang akan mengantarkanku ke bandara, kulihat
wajah sopir itu bagaikan disiram air panas, memerah menatapku, bagaimana tidak
sudah hampir 2 jam dia menungguku,,hahahaha,
Pelan tapi pasti mobil
itu mulai berjalan, kemudian kulihat keluargaku dari balik kaca sambil
melambaikan tangan, tanda perpisahanku dan kutatap wajah mereka berubah menjadi sedih,ya aku tau dalam pikiran
mereka, bahwa kepergianku membuat hari-hari mereka terasa ada yang kurang.
Semakin jauh aku
melihat mereka,kemudian disuatu titik, aku tak dapat melihat mereka lagi.
kuambil ponselku, kemudian aku mengetik status di akun Facebookku,
“Sedih
juga aku harus berpisah, namun demi cita-cita harus aku lakukan, karena semua
ini untuk mereke juga”
Sambil berharap ada
yang komentar statusku, ku rongoh saku ranselku mengambil heandseat ponselku,
lalu kuputar lagu MP3 ku yang berjudul
“PERGI
UNTUK KEMBALI”
by;
eLLo
Kucoba kembali menatap
FBku dan kulihat,ada pemberitahuan baru,,ehem siapa ya?? lalu aku buka
“Wah,
mau pergi kemana ni k’, ehem jadi sedih di tinggal kakak,hiksss…hiksss”
Senyum diwajahku
terbentuk, dan kudengar suara menyapaku,
“Ehemmm, ada yang
senyum-senyum sendiri ni” saut Doni mengejekku
“Ih,,sirik ja
lo,,hahahah” jawabku kepada Doni
“Mank ada apaan?” tanya
Doni
“Adalah” jawabku
Doni adalah sahabatku
dari masa kecil, dikandungpun dalam waktu yang bersamaan, kata ibu si 8 bulan, 8
hari, 8 jam dan 8 menit, kemudian aku lahir didetik ke 8, dan kata ibu Doni ia
lahir di detik ke 18,hahahha, lucu juga mendengar cerita itu, makanya tak heran
kami dari kecil selalu bersama TK-SMA, duduk bersama pula disekolah, istilahnya
sahabat sampai mati lah.
Kembali ku konsentrasikan
pikiranku dengan komentar itu, bagaimana aku tidak tersenyum, yang mengomentar statusku
adalah adik tingkatku di SMA yang suka membuatku curi-curi pandang padanya,,hihihihihi,
“Senyumannya itu loh, nggak nahan pikirku”hahaha
Kucoba membalas
komentar itu persis dengan lagu MP3 yang sedang aku dengar,
“Sabar
ya aku “PERGI UNTUK KEMBALI” by: Ello”
Namun ada yang ganjal,
“kok nggak mau conect,huff,,
error-error terus?”pikirku waktu itu, kemudian aku coba mengecek pulsaku,
“Astaga ya,iyalah nggak
mau konek , wong pulsanya tinggal Rp.0,- ,”huh, ini pasti kerjaan adikku,
padahal semalam aku sengaja isi pulsa banyak-banyak,
“tapi tak apalah, kalau
itu bisa buat adikku merasa senang” pikirku tersenyum.
Tak beberapa lama kami
pun sampai di bandara, ku dengar sopir itu berkata,
“Udah sampai mas, nggak
usah lama-lama” katanya menyindirku, sempat ada perasaan marah dalam hatiku,
tapi aku tetap berusaha sabar, to emank aku yang salah ko awalnya!
‘Ok..PAK, makasih ya”
kataku tersenyum kepada bapak itu, berusaha meredam rasa jengkelnya
padaku,,,hahhaaa
“Makasih ya pak” kata
Doni pula
Kami langkahkan kaki
kami menuju pintu bandara, dan terdengar’
“PERHATIAN-PERHATIAN
PESAWAT DENGAN RUTE BALIKPAPAN-JOGJA AKAN SEGERA BERANGKAT”
“Wah,, mati uda telat
kita Don” kataku kepada Doni
‘Ia, Sob” kata Doni
sambil kami berlari menuju pesawat itu
***
Kusandarkan tubuhkan
diatas kursi pesawat, sambil mengambil nafas,,, bagaimana tidak aku dan Doni
belari bangaikan di kejar anjing gila saja, karena tak mau ketinggalan pesawat
ini, dan kudengar Doni berkata,
“Sat, ada minum nggak
loe”
“Ada tu” kataku,
kemudian kulihat Doni mengambil, dan meminumnya’
“Eitssssssssss, jangan
di habisi bro, lo piker loe ja yang mau hidup” Sautku
‘Oh, iya maaf
bro.hahah” kata Doni sambil tertawa
Sembari pesawat itu
mengudara, kupandang langit yang begitu indah, dan pemandangan permukaan bumi
dari atas pesawat, seakan semuanya mengucapkan,
“SELAMAT JALAN, SEMOGA
SELAMAT SAMPAI TUJUAN” lalu akupun tersenyum sendiri.
Tak beberapa lama pun ,
kami sampai di Bandara! kemudian kami turun dari pesawat,
“Don, mana sepupu loe,
katanya mau jemput kita”
tanyaku kepada Doni,
karena beberapa hari lalu Doni telah menelepon keluarganya bahwa kami akan
berangkat ke Jogja untuk melanjutkan pendidikan,
“Sebentar, gw telepon
dulu, soalnya gw juga belum tau yang mana mukanya, belum perna ketemu Soalnya
Sob” kata Doni
Sambil Kulihat Doni
berbicara melalui ponsel dengan
sepupunya, kupandangi sekeliling bandara itu, dan berfikir inikah kota Jogja
itu?? ehh dimana natinya aku bisa tinggal ya??? apakah aku bisa hidup sendiri!,
kemudian kudengar Doni berkata,
“Woy bro, katanya kita
ditunggu di mobil depan tu”
“Okelah jawabku” sambil
kami mengangkat barang kami dan melangkahkan kaki menuju mobil yang tak jauh
dari bandara, dari kejauhan sana, tampak seorang anak seusia dengan kami
tersenyum seakan mengisyaratkan telah mengenal kami sejak lama
“Ni Adit y? tanya Doni
kepada anak itu
“Ia,”jawab Doni
“kamu Doni?” Ia Dit
“Ayo naik, ibu dan
bapak sudah menunggu kalian di rumah” ajak Adit kepada kami sambil naik ke
mobilnya.
Kamipun melaju
meninggalkan Bandara, dan selama perjalan kami hanya berkenalan dan
berbincang-bincang seputar kota Jogja ini, kemudian Adit bertanya padaku,
“Tar Satria tinggal
dimana?”
“Belum tau ni Dit,
belum dapat tempat” jawabku
“Oh,,Yaudah tuk
sementara tinggal ma kita j!gemana?” tawaran Adit padaku
“oKElah” Jawabku
“Emank kamu rencana mau
ngekost kah disini?” tanya Adit lagi padaku
“Ia, aku pengen belajar
hidup mandiri” jawabku
kemudian Doni menyaut,
“Ehmmmmmmmmmmmm, mang
kamu nggak bisa kah MANdi sendiRi, MAkan sendiRI,” ejek Doni
“Hussss,,,, dasar nggak
nyambung”jawabku kepada Doni dan berkata pula,
“Ia Dit, kamu tau nggak
tempat kost disini, yang murah, bersih, rapih, nyaman, tenang, airnya nggak
pernah mati dan dari PDAM pula, terus yang paling penting dekat dengan kampus,
atau paling tidak aksesnya mudah la?” kataku kepada Adit
“Wah,, kalo Kost yang
lengkap seperti itu mah susah bro” jawab Adit dengan tersenyum
“Wah itu ma hotel Sat,
hahahahaah” kata Doni sambil tertawa,
“Oh,,,,” jawabku sambil
tersipu malu
Yang aku pikirkan saat
itu “Trus kost seperti apa yang ada disisni?”
huff, udalah aku jalani aja,, yang penting aku berharap dapat kost
murah, bersih, rapih, nyaman, tenang, airnya nggak pernah mati dan dari PDAM
pula serta dekat dengan kampus, paling
tidak aksesnya mudah,,hahahaha,
Tak beberapa lama
dengan kecepatan tinggi Adit membawah mobil bangaikan peserta F1, sampailah kami disebuah rumah yang cukup besar
kupandang, bagaimana tidak ternyata ayah radit seorang pegusaha sukses di kota
Jogja,
“Ayo masuk kita uda
sampai, pasti ibu dan bapak uda tak sabar ingin bertemu kalian” ajakan Adit
kepada kami
Kamipun turun dari
mobil, dan tampak seoarang Bapak paruh baya mendengkat kearah kami dan Adit
baerkata,
“Pak, tolong barangnya
ya” kata adit kepada bapak itu, pikirku wah,, durhaka sekali ni Adit, masak
bapaknya disuruh angkat barang, sambil kulihat bapak itu mencoba mengambil
ranselku,
“Biar saya saya Den,
yang bawah barangnya” kata bapak itu
“Oh,,, g’ usah pak,
biar kita bawah sendiri” kataku
“Udah, den emang uda
jadi tugas saya disini” kata bapak itu, yang ternyata pembantu di rumah Adit,
huff ternyata aku berfikir negatif terhadap Adit,
Sambil melangkahkan
kaki ke dalam rumah terus kupandang bapak itu, wah susahnya cari sesuap nasi,
makanya ayah dan Ibuku menyuruh aku sekolah dengan baik, kelak aku lebih
beruntung dari bapak itu pikirku, kemudian aku
melihat tampak seorang bapak yang begitu mudah, kulit putih bersih
tinggi berdiri di depan pintu, dan seorang ibu yang masih muda pula dan cantik
memandang ke arah kami dan berkata,
0 komentar:
Posting Komentar