“Tok…..Tok..Tok…. “ Kudengar terngiang-ngian di telingaku suara
ketukan dari balik pintu kost, namun tak kuhiraukan hal itu, pikirku
pasti Cuma teman kamar sebelah yang pengen minjam sandal jepit.
“Pakai
ja, nggak usa minjam”, teriakku dari dalam kost sembari aku berusaha
kembali tidur terlelap. Kemudian kudengar ketukan lebih keras dan suara,
“To….Tok…Tokkk….,
Woy Bro,,,, gw ni”
“Siapa si,masa Sam kan gw uda suruh datang
malam, ko jam segini uda datang” pikirku dalam hati, sambil beranjak
dari tempat tidur dan melangkah ke arah pintu, hendak membukanya,
“Ya,,
tunggu sebentar” teriakku dari dalam kost, membalas terikan seseorang,
sambil membuka pintu,
“Astaga Bro, loe baru bangun tidur?” Jawab
Samuel kepadaku dengan menggeleng-gelengkan kepalanya,
“Ya ni Sob,
hoooammmm” jawabku, sampil mengepalkan tangan dengan menganggkatnya, ya
gaya khas orang baru bangun tidur,
“Mang loe tidur jam berapa?
baru bangun jam 19.30 Ini?” kata Samuel memperlihatkan jam di tangannya
“Ha?????
jam 19:30” Tersentak aku kaget, sembari menatap keluar, sepi gelap
malam memandangku, kutatap bulan yang pada saat itu terang rembulan
tersenyum seakan menertawakanku,
“Astaga, yasuda masuk bro, loe
belajar bentar dulu, gw mau mandi’ sambil menutup pintu kost lalu masuk
mengambil handuk dan menuju kamar mandi,
***
Seusai mandi bergegas aku memakai pakaianku, dan menuju meja
belajarku ingin mengambil buku sembari bertanya kepada Samuel,
“Bro,
gw pengen nanya ni boleh nggak”
“Boleh Sob, mau nanya apa ni?
yang penting loe jangan nanya mata kulia Kimia Fisika ya, sama bodohnya
kita,,hahah” jawab Samuel
“Bukan masalah kulia Bro” Kataku, dengan
sedikit perasaan canggung
“Trus” jawab Samuel, dengan wajah yang
binggung menanggapi pertanyaanku, di raut wajahnya seakan menanti
pertanyaan yang akan membunuhnya, karena tak bisa menjawab.
“Menurut
loe, jika ada ni seoarang Ayah yang tega ninggalin istri dan anaknya
bertahun-tahun, dengan suatu alasan yang sangat menyakitkan, kira-kira
hal apa yang bisa dilakukan Sang anak buat IBUnya” tanyaku dengan penuh
harapan akan jawaban Samuel,
“Menurut gw ya Sob, kalau anaknya gw
(cowok), gw akan berusaha nyari bapak gw, terus bertanya di depan
mukanya, “APA SALAHKU DAN IBUKU” jawab Samuel dengan berdiri
memperagakan ucapannya dengan penuh emosi,
“Hahahaha, bisa aja loe
Bro, Yasudah kita mulai j pelajarannya” kataku sambil membuka,
bahan-bahan pelajaran hasil seleksiku yang aku terka akan keluar esok
hari di atas lembar soal ujian,
“Ayolah” jawab Samuel, sembari
duduk kembali di atas kasur dan menarik bantal dan di taruh di
pangkuannya menjadi tumpuhan buku dan tanggannya.
Belajarpun kami
lakukan, dengan sesekali dihinggapi kecerian tawa kami, sembil
mengingat-ingat hal lucu yang pernah kami lakukan di kampus, apa lagi
tentang masalah cinta. Tak lama kami belajar, kutatap sayup mata-mata
Samuel mulai mengantuk seiring habisnya bahan belajar kami,
“Woy
Bro, mat loe tinggal berapa watt tu,hahaha” tegurku sambil
menertawakan raut wajah Samuel yang mengantuk,
“Ia ni Sob uda
nggak kuat” jawab Samuel
“Ya udahan ja yo, uda ngerti kan? trus u
mau nginap or pulang ni? “ tanyaku kepada Samuel
“Ya Sob, udahan
ja, uda ngerti ko, gw mau pulang ja yo,, tadi belum pamit ma orang
rumah” jawab Samuel, sambil mebereskan semua buku-bukunya dan melangkah
ke arah pintu,
“Okelah jawabku” sambil mengikuti langkah Samuel ke
arah pintu.
“Gw deluan Ya Bro” pamit Samuel, sambil melangkahkan
kakinya meninggalkan kostku, yang rumahnya tidak cukup jauh dari kostku
“Ok,
hati-hati ya” Sautku kepada Samuel, sambil kulihat langkah Samuel,
hilang dikejahuan sana, tertutup olah gelapnya malam.
Kulangkahkan
kakiku masuk ke dalam kamar, sambil menutup pintu, mencoba merapikan
buku-bukuku yang masih beratakan usai belajar. Tersentak kembali aku
teringat akan IBU dan adikku, kuambil ponselku dan menelpon adikku,
“Halo”
tanyaku dalam telepon
“Halo kak” jawab adikku di
seberang telepon
“Lagi apa dik, gemana keadaan IBU”
tanyaku cemas
“IBU lagi berbaring ja kak, dari tadi nanya
kakak” jawab adikku
“Kakak bisa bicara ma IBU dek”
pintaku kepada adikku,
“Bisa, bentar ya kak” jawab
adikku, dalam hati apa yang ingin aku tanyakan kepada IBUku,
“Halo
Nak” terdengar suara IBUku yang lemas seakan tak berdaya
“Halo
Bu’, Gemana keadaa IBU sekarang?” tanyaku dengan penuh
cemas,
“Nggak apa-apa ko nak, Cuma kuran tidur” jawab
IBUku, mencoba menutupi semua yang ada, supaya aku tidak merasa
khawatir,
“Puji Tuhan” Jawabku, membangkitkan semangat
IBUku,
“Oya, gemana kuliamu nak, lancar-lancar aja kan?”
tanya IBUku
“Ia, Bu,, besok ujian terakir doakan ya Bu! oya
besok Yan pulang Bu”? kataku kepada IBU
“Lo, ngapain
pulang nak, IBU nggak apa-apa ko nak, kamu kulia yang benar ja disitu!”
jawab IBU mencegahku supaya pulang, yang aku pikir pasti IBU mencoba
angar aku tidak melihat kondisi IBU saat ini,
“Nggak, apa-apa
bu, besok juga ujian terakhir ko, jadi aku bisa pulang, to Yan uda lama
nggak pulang, kangen ketemu IBU dn adik” jawabku
“Yaudah
kalu gitu, kamu hati-hati besok ya nak” jawab ibu, sembari
diiringi rasa batuknya…
“OK, yaudah IBU banyak istirahat ya,
jangan lupa berdoa dan minum obat’ jawabku kepada IBU, kutunggu
suara IBU namaun tak kudengar lagi,
“IBU,….???IBU……????
panggilku, rasa panik mulai menghantui perasaanku, tiba-tiba terdengar
suara tangisan dari adikku di dalam telpon,
“Kak, IBU pingsan
lagi,hiksss..hiksss” kata adikku,
“Ya uda kamu cepat
panggil suster dan rawat ibu serta kasi kabar kakak sebentar ya, soalnya
kakak mana mungki ke kampung jam segini dek!” kataku memberi saran
kepada adikku dengan perasaan yang kalut,
“Ok,,,K!”
Tu,,,tuttt,tutt,, kudengar adikku memutuskan telepon
Kubaringkan
tubuhku diatas kasur, Rasa kalut, panik, serta sedih terus menghantuiku,
tak urung air mata mulai membasahi pipiku, dengan sesekali rasa takut
kalau-kalau IBUku meninggal disaat aku tidak bersamanya. “huss, jangan
berfikir yang nggak-nggak Yan” pikirku,,, mencoba menenangkan diriku
sendiri dalam hati, ku coba mengambil dompet di dalam sakuku, kubuka dan
kupandang foto IBUku yang penuh senyum memandangku, seakan berkata,
“IBU
nggak apa-apa nak”
kembali ada harapan dari dalam hatiku, kulepas
foto IBU dalam dompetku, kucium dengan penuh kasih walau hanya sebuah
foto, kemudian kutaruh diatas dadaku,, sambil kupadang langit-langit
kamarku dan berdoa kepadaNYA?”
“Ya TUHAN sembuhkanlah IBUku,
biarkan aku dapat memberikakn sesuatu kepada IBUku dahulu, karena aku
tau setiap hambaMu akan kembali padaMu, tapi jangan sekarang Kau panggil
IBUku sekarang, AMIN”
setelah berdoa, tak ada lagi yang ada
dipikiranku,, mataku mulai tertutup, aku hanya berharap dapat bemimpi
bertemu dengan IBUku malam ini.
0 komentar:
Posting Komentar